Jumat, 21 Oktober 2016

Cewephobia

Judul salah satu novel karangan Ari Risaf Arifandy (teenlit sebutan anak mudanya kali ya) yang masih saya koleksi sampai sekarang. Ceritanya sudah bisa ditebak, tentang masalah segelintir cowo yang sulit memulai hubungan dengan cewe, alias pesimis duluan layaknya kalah sebelum berperang. Tapi yang akan saya bahas bukan isi bukunya, melainkan tentang apakah memang Cewephobia ada di sekitaranmu? Teman-temanmu? Atau dirimu sendiri?? Hmm hmm hmm...

Phobia biasanya dianggap ketakutan yang berdasarkan pada trauma lama, jadi Cewephobia berarti takut sama cewe karena pernah punya pengalaman pait dalam hal asmara? Tidak juga, konteks Cewephobia di sini berbeda, karena Cewephobia yang saya maksud adalah mereka para cowo yang mau mengenal cewe tapi merasa sulit, canggung berlebihan, merasa tidak ganteng, atau problem lain yang akhirnya membuat si cowo stuck, dan tidak pernah merasakan yang namanya proses pdkt-nembak-pacaran, gazwat juga yes jomblo sejak lahir...

Saya punya beberapa teman yang mungkin masuk dalam kategori ini, sebut saja inisialnya O, bukan nol tapi vokal oooooooo ya cemans. Si O ini adalah teman SMA saya, orangnya aktif, tidak pemalu, dan supel, sangat berbanding terbalik dengan saya yang nocturnal, selalu berkamuflase, dan dijauhi masyarakat, tapi jika di lihat dalam perbandingan asmara, dia jomblo permanen sampai sekarang, sedangkan saya sudah mengarungi beberapa hati wanita, tapi tak bertahan lama. :'(

Sebenarnya si O ini tidaklah sejelek jomblo-jomblo terkutuk pada umumnya, kulitnya putih seperti boyband, juga punya kendaraan yang bagus, lalu apa yang salah? Adalah Caranya mendekati cewe, dia selalu melakukan trik dungu setiap ketemu cewe, misalnya tiba-tiba jalan di samping cewe, trus minta kenalan tanpa intro yang jelas, dengan tidak menyadari mukanya saat itu mirip penculik cewe-cewe facebook.

Si O punya banyak trik tidak berguna, dan selalu tidak pernah berhasil, ketika saya tanya asal usul trik pdkt itu darimana, dia menjawab dapat dari google. Saya menghargai usahanya yang begitu modern, tapi entah kenapa saya heran bisa berteman dengan mahluk polos atau entah oon tiada tara. Maka dari itu, sebagai teman yang baik, yang sudah sedikit lebih berpengalaman, saya memberinya wejangan serta tips dan walktrough untuk mencari pasangan, dan akhirnya terbukti tidak berhasil, karena dia ternyata tetap teguh pada pedoman google, dan menggangap saya hanya angin knalpot yang berlalu. sungguh terlalu.

Btw saya sedikit berkecimpung di dunia jejepangan, soalnya dari kecil suka baca komik, dan saat itu sedang marak anime di tivi nasional, tidak seperti sekarang yang isinya Anak Trotoar, Ganteng-Ganteng Suka Sesama, sama Mars Perindro yang kalo didengar lama-lama enak juga eh. Balik ke soal jejepangan, mungkin cuma perasaan baginda, tapi kebanyakan Jejepangers alias wibu menderita Cewephobia, dikarenakan mereka seakan-akan hidup di dunia 2D, lalu mulai memperistri karakter cewe dalam anime atau game simulator, dan melupakan keindahan dunia nyata yang sebenarnya. Kalau menurut anggapan saya, spesies seperti ini ada baiknya juga, karena mereka setidaknya tidak terjerumus dalam gelapnya pergaulan bebas (tapi terperosok dalam dunia ittai yamete kudasai senpai heeheheh).

Jadi wibu jangan totalitas juga lah, walaupun terlihat sepele (angka setelah sembilan), kelakuan freak seperti pacaran sama kanojo-chan itu bisa berimbas dalam dunia nyata. Menjalin hubungan dalam dunia nyata tidak semulus cerita-cerita anime, Ketika di anime si cowo pemalu bisa pacaran dengan si ratu Prom Nite, persentase itu terjadi di dunia nyata cuma 12%, atau si cewe cupu jelek tiba-tiba jadi cantik mirip Nana Komatsu, itu cuma ada di telenovela Betty La Vea, eh di korea selatan banyak sih yang begitu *di bakar fans k-prot*. Untuk mengantisipasi Cewephobia dalam dunia jejepangan, sering-seringlah berinteraksi dengan teman secara langsung, biar terjaga hubungan bermasyarakat yang harmonis, biar tidak canggung jika menghadapi manusia asli, lagipula jejepangan boleh, tapi ingatlah kalau lu tinggal di i-indonesiaan.

Mongngomong soal dunia digital, saya sering mendapati di timeline socmed, para kaum single player yang berkeluh kesa tentang usahanya yang tidak dianggap, baik itu pesannya yang hanya di read, ataupun soal percakapan yang timpang, di mana si cowo menulis pesan melebihi 2 miliar karakter, tapi dibalas dengan 2 digit huruf yaitu ya, ga, dan smile emoticon. Ini asli sedih, ketika kau sudah berkorban kuota dan waktu 4 bulan utk menyiapkan kata-kata, tapi dibalas sekejap dan seadanya. wahahahahahay #plak

Dalam masalah tersebut, kita tidak bisa menyalahkan pada respon si cewe yang sedemikian dinginnya itu, tapi mari bertanya ke diri sendiri, apakah pesan kita sudah memiliki bobot untuk masuk dalam ranah perpedekatean? Karena banyak diantara para kaum adam yang melakukan konversesion dengan pertanyaan template semacam "hai, lagi ngapain?"/ "ganggu gak?"/ "udah makan blum?". Itu semua ibarat sundel bolong ketika request 100 tusuk sate ke bang bokir trus dibayar pake uang monopoli, kalau tiap malam terus-terusan begitu, lama-lama ya bang bokir ngamuk, trus sundel bolongnya kena chokeslam ala undertaker, wadaw gan san666ar gak tuh!! *btw kaga nyambung setan!!!!

Ya intinya, banyak yang awalnya seorang pejuang spartan, tapi berakhir jadi Cewephobia, hanya karena gagal di tahap audisi awal bernama PDKT. Ada juga yang sejak pertama memang tidak pernah berani menjadi pejuang cinta, yang bahkan ketika bersalaman dengan cewe, gemetaran tangannya mencapai 5.4 skala ritcher, yang ketika cewe tiba-tiba duduk di sampingnya, deras guyuran keringatnya berjumlah 2 liter/menit serta dada berdebar kencang secepat 315km/jam. Ini bukan sekedar guyonan belaka, memang benar adanya loh laki-laki lemah seperti itu, bukan lemah dalam arti kekuatan raga, tapi lemah dalam bidang asmara, tau asmara? Itu penginapan khusus keanggotaan *plak

Oh iya hampir gak ingat, ini salah satu tragedi hidup yang pernah saya alami langsung, jadi pernah numpang browsing di hpnya si O (walaupun jones, ternyata kuotanya banyak), pas masuk ke googlenya dia, ternyata langsung muncul tampilan halaman yang sebelumnya dia buka, dengan keyword "Cara Mendekati Wanita".

Sedih Jiwa...

Selasa, 20 September 2016

Bukan Pilih-pilih, Tapi Milah-milah Teman

Judulnya agak panjang dan sistematis serta eksentris yes, hmm tema ini sangat fresh karena baru saya alami tadi siang, sebenarnya hal yang biasa, tapi dikarenakan jika suatu hal kecil bila didalami secara teliti, kita akan menemukan eskalasi-eskalasi nilai kehidupan berwarga dan bermasyarakat yang terdorong oleh keinginan luhur guna berkehidupan kebangsaan yang bebas. *plak  *ngomong oupo!!

Langsung saja lah, jadi hari ini salah satu teman saya datang ke rumah. Awalnya dia berniat mengajak untuk nonton bareng sidang ke-20 kasus teh bersianida yang menewaskan miras dengan terdakwa bezita, tapi dikarenakan mereka yang sedang sidang ngomong dengan bahasa-bahasa intelek level 10, saya dan dia akhirnya menyerah dikarenakan sistem input otak kami tidak terlalu tanggap memuat data-data dari televisi (oh sebut saja teman saya Raflesiaarnoldi).

Setelah itu si bunga bangkai mengajak saya main ke kost-an temannya, alasannya cuman mau cuci mata. Saya dengan keadaan terpaksa akhirnya ikut dengan ketampanan seadanya, menuju kost-an temannya, dan temannya mengajak lagi ke kost-an temannya, intinya kami berpindah dari satu kost ke kost-an yang lain, benar-benar kegiatan yang wadaw membuang-buang waktu.

Kejadian berikut kejadian berjalan alot, mereka membahas sesuatu yang tidak penting dan tidak aktual. Lalu beberapa saat kemudian terjadilah percakapan laknat yang kira-kira begini chit-chatnya...

(A): "bro, mau minum gak? Kebetulan kita lagi rame, patungan .. tuh penjualnya dekat situ tuh.."

(B): "kalo mau minum skalian panggil si *tiiiiiit* (nama disamarkan), kalo mabok enak tuh bisa digilir.."

(A): "bro, mau gak nih?"

(Raflesia): "kalo cewenya bawa sinilah, tapi kalo minum kayanya gak bro.."

(A): "kalo situ bro? Ya daripada bengong kan.."

(Saya): "waduh bro, jangankan minum itu, minum marimas aja udah mabok, gak kuat mah saya!"

(B): "soalnya kalo gak mabok, cewe-cewenya bakalan susah diajakin, kan situ juga yang datang ke sini nyari cewe.."

(Saya): "ya jangan gitu juga lah, anak orang jangan diapa-apain, lagian yang nyari si bangke ini, saya mah nemenin doang.."

(A): "emang nyari yang gimana bro? Yang cantik ada, yang liar ada. Kita banyak stoknya koq.."

(Raflesiaarnoldi): "pokoknya yang ada ajalah.."

(A): "btw, si *tiiiiiiit* kemarin pulang kost-an nangis-nangis, katanya udah putus, padahal udah ditidurin pacarnya.."

(B): "lu malah gak tau kalo pacarnya suka mukul, tapi dia masih aja balikan, ketagihan kali gitu-gituan"

(A): "lah kemarin di kamarnya ampe teriak-teriak, ayam emang.."

(B): "makanya temen-temen lu ajakin minum, biar kita bisa ngeliat goyangannya si *tiiiiiiit*"

(A): "gimana bro? Biar gak bengong juga kita.."

(Raflesiaarnorldi): "kalo saya mah terserah, gimana ru?"

(Saya): dalam hati "sianying kalo masalah cewe langsung ngiler, baru tau saya ternyata dia juga pemuda biadab"

 (A): "gimana bro?"

(Saya): "sorry aja nih, kalo ginian mending saya balik, gak cocok..."

*percakapan omong kosong ini sejujurnya masih panjang dan berlanjut layaknya sinetron tersandung oleh lulu tobing, tapi karena terlalu banyak memuat konten goblok dan tidak patut ditiru, jadinya saya cuma nulis yang seingatnya*

(Raflesiaarnoldi): "ru, main ke rumah cewe yang tadi dibahas yok, lumayan tuh!"
*kita berdua otw balik ke rumah*

(Saya): "lu kalo mau ke sana, pergi sendiri setan, lu rusak rusak sendiri, jangan bawa-bawa orang"

(Raflesiaarnoldi): "malu kali kalo sendiri.."

(Saya): "lah kalo malu, jangan pergi bego .. lu nyari cewe kemanapun bakal saya temenin, tapi kalo lu nyari cewe buat lu rusakin, lu gak usah datang lagi ke rumah. Saya ngomong keras bukan sok alim, tapi karena sy udah cukup bangsat, gak mau tambah bangsat lagi, saya yang belum disumpah gereja aja boro-boro bejat, lah elu yang sudah disumpah, pikiran malah sesat, gak ketolong lu.."

Sejujurnya saya sedikit emosi dalam perjalan pulang bersama si bangke Raflesiaarnoldi, tapi karena saya tau dia cuma anak muda yang gampang terpengaruh pergaulan yang begajulan, makanya saya sedikit maklum dan berusaha untuk menyuruh si bangke tidak lagi ikut-ikutan pada ajakan laknat para mahasiswa fakultas ekonomi tersebut, mungkin karena mahasiswa-mahasiswa ini keseringan mendapat materi pemasukan dan pengeluaran (masuk-keluar *plak ) makanya otak mereka agak melenceng ke arah bawah.

Well, mungkin pengalaman saya yang agak miris ini bisa jadi peringatan untuk sedikit waspada dengan pergaulan masa kini, dari yang saya tulis di atas, mungkin rangkuman poin-poinnya saya jabarkan sebagai berikut,
 
 - Minum di siang hari, ini asli govlog (bukan pergi bermain vlog). Mindset seperti ini hanya dimiliki mereka yang sok laki, bahwasanya laki-laki jika berkumpul harus gilir miras, bahwasanya definisi 'LAKI' itu terlihat keras, yeah dude its so yesterday, 'LAKI' itu minum air mineral, atau air isotonik, sesekali minuman berenergi, bukan maboknya yang membuat laki terlihat LAKI, tapi SEHAT JIWA RAGA bung! sok LAKI tapi SAKIT ya lama-lama MATI somplak. Susah emang portal kompleks.

  - Ada yang namanya Azas Traktir, yaitu faktor dimana yang mengajak adalah yang mentraktir, sedangkan yang kita lihat sekarang, dia yang ngajakin ketemuan, pas ngumpul malah minta patungan. Jika menemukan oknum seperti ini, lebih baik masukan sebuah granat aktif ke dalam saku celanannya, sehingga spesies seperti itu lenyap lalu terciptalah kehidupan pertemanan yang lebih kondusif.

  - Hampir semua laki-laki akan menuntut wanita yang masih 'tersegel', tapi tidak bisa dipungkiri yang paling ironis adalah bagian dimana kecenderungan laki-laki yang merobek segel tapi tidak membeli. Artinya adalah laki-laki menuntut pada apa yang menjadi bagian dari tanggung jawabnya, tapi melalaikan kemudian menyalahkan. Saya pun sebagai seorang laki-laki tidak luput dari celah ini, saya sudah sering kali merusak segel secara diam-diam, lalu pergi setelah puas, maafkan dosa-dosaku komik gramedia.

  - Cewe jaman sekarang lebih rapuh dari triplex kontrakan, banyak yang menerima janji manis serta harapan, bualan cinta masa depan, lalu tak sadar yang dikenakan sudah acak-acakan, kemudian lepas dari badan, lalu berlanjutlah layaknya DVD jepang jenis perkodean. Disini masalahnya, ketika para wece-wece beranggapan pacar adalah segalanya, memberikan semuanya, padahal itu semua bisa berakhir dengan mudahnya kapan saja. Jaga diri, berpikir dampak ke depan, dan juga dampak ke sekitar, setidaknya bisa membantu untuk kita anak muda supaya tidak terlalu jauh lewati batasan. 

Wadoooh ogut ngomong kek orang bener yee, padahal mah aslinya rusak juga wkwkwkwk. Saya di sini bukan hadir sebagai tokoh yang menebarkan nilai-nilai moral, tapi karena saya sudah banyak ngeliat dampak nyata pergaulan bebas, makanya saya berusaha untuk tidak ikut-ikut merasakan. Saya rusak tapi tidak serusak demikian, untungnya saya dibesarkan oleh bimbingan keluarga yang baik, saya tidak merokok, tidak miras, tidak punya pacar pun iya. Bermain cinta sudah jarang, padahal sekarang ketampanan sedang dalam fase memuncak, tapi sang hawa belum juga berjumpa. Kemarin baru mau konsultasi ke aa betot, tapi keburu ditangkap karena kasus perguruan spiritual terselubung alias perkumpulan minum teh sisri rasa psikotropika, sungguh wadaw dunia hiburan tanah air.

Daripada alurnya merembes panjang lebar jajar genjang, lebih baik saya akhiri tulisan random ini, semoga teman-teman yang membaca bisa mendapatkan hikmah, dan menjalani hidup dengan lebih bijaksana lagi.

btw si bangke tadi saya bbm, tadi langsung pulang atau bagaimana, tapi dia malah balas...

"Gak langsung pulang, singgah dulu ke rumahnya cewe itu hehe"

".................."

Minggu, 03 Juli 2016

June 26th

Beberapa tahun belakangan, saya mencoba sebuah aktifitas aneh di luar kebiasaan manusia nyata, yakni melupakan hari ulang tahun. Biasanya kejadian tersebut tampil di sinetron-sinetron, saking sibuknya sampai lupa hari ultahnya sendiri, kemudian orang lain yang menyadarkan, wah aku terkejut.

Sampai 24 juni kemarin saya sudah mencoba, tapi notif facebook menghancurkan segalanya, pagi-pagi sudah ada yang mengirim postingan, cewe lagi (sayang ada pacarnya ;_;), kemudian diiringi notif-notif lain dari sesama jomblowan veteran. Ini permasalahannya, saya mencoba untuk lupa, tapi tanggal ultah masih tercantum di kronologi, tidak tertolong.

Di rumah pun begitu, selalu ada kebiasaan masak-masak oleh ortu, mungkin sebagai pengingat & ucap syukur kalau orang di rumah ada yang bertambah umurnya. Saya tidak bisa mengelak dari ini, beralasan karena masakan tersebut terlalu sayang untuk dilewatkan, juga takut kena kutukan karena telah menolak berkat, haleluyah.

Selain mencoba melupakan hari ultah, saya memang punya banyak aktifitas yang beda dari mahluk bumi pada umumnya, mulai dari memandangi isi gelas sebelum minum, mengendus masakan sebelum dimakan, membasahi kaki, berjalan tanpa suara jejak, membaca pikiran, pengeliatan transparan, dan menggosongkan air, tapi melupakan hari lahir inilah yang sulit saya realisasikan, mungkin tahun-tahun berikut baru akan tercapai yes.

Selain ingin melupakan hari lahir, saya juga mencoba untuk tidak menghitung umur. Makanya di facebook saya mencantumkan lahir pada tahun 1921, supaya bisa menipu diri dan teman-teman. Sebenarnya ingin mengaplikasikan hal serupa di ktp atau kartu keluarga, tapi saya takut tertangkap petugas sensus, lalu dideportasi ke kampung halaman di perfektur futurtsonga republik kuvukiland, yang kegiatan sehari-harinya hanya bermain gwara-gwara.

Terlihat konyol yah, tapi beginilah cara saya pribadi memaknai hidup, bagi saya makna hidup bukan saat umur berapa untuk mencapai apa, saya lebih mementingkan untuk melewati hari dengan bahagia dan sehat jiwa raga. Angka dalam hidup terkadang memaksa untuk membuat suatu tuntutan, melakukan ini itu, mendapat ini itu. Mungkin ini lebih ke tipe orang yang merasa hidupnya harus terorganisir dengan baik, dan saya adalah tipe orang yang manajemen hidupnya terlanjur acak-acakan. Ibarat pendaki yang turun gunung, orang lain turun sesuai rute, saya pasti akan menyeleweng dari jalur, karena berpikir selama terus berjalan turun akan sampai di tempat yang tidak jauh berbeda. *btw saya serius pernah turun gunung jalur random, lalu nyasar di belakang rumah orang huehehe

Intinya adalah, saat manusia telah melewati masa remaja, saat itulah dia merasa berhak memutuskan jalan ninjanya. Dulu ortu akan menyetir sesuai dengan arahannya, tapi ketika kita dewasa, mereka akan lebih memilih untuk mensupport. Saya mengalami itu, pernah sekali dua kali mencoba pergi mandiri jauh dari rumah, dan ortu hanya bisa mendukung dan mendoakan, dan hal itulah yang membuat kita sadar kalau sejauh apapun kita berada, selalu ada tempat untuk pulang. Walaupun saya sedikit agak gila, tapi ada orang di rumah yang berharap saya selalu balik ke rumah, ya kadang-kadang memang tidak di cariin, karena mereka tau saya memang sering raib gak jelas.

Well, 26 juni beberapa tahun silam saya dilahirkan, walaupun tahun ini sudah tidak ditemani kehadiran seorang bapak, tapi dengan kumpulnya semua keluarga saya sudah cukup bahagia. Saat menulis ini saya sedang mengisolasi diri di kamar ditemani tracklist album Blackhole and Revelation dari MUSE, di luar langit sedang kelabu, seakan mendukung diri ini yang lari dari kenyataan "pajak hari ultah" dari teman-teman. Logikanya adalah ini hari untuk merayakan saya, bukan saya yang merayakan kalian, jadi kalian harusnya mentraktir saya, bukan saya yang mentraktir kalian. #sikap #lelaki

Dan untuk teman-teman yang sudah mengucapkan, terima kasih banyak, semoga kita masuk surga sama-sama.

Untuk teman-teman yang mengingat tapi tidak memberi ucapan, tidak masalah bagi saya, semoga kita juga masuk surga bersama-sama, tapi kalian tempatnya di bangku tribun atas.

Untuk teman-teman yang berharap makan-makan, mungkin lain waktu, bukannya saya pelit, lebih tepatnya saya sedang berhemat, maklum ultah di tanggal tua.
(?) Berarti tanggal muda ada traktiran?
(*) Sorry lagi banyak kebutuhan haha .. #diblender

Btw soal resolusi, yah cukup 720P aja keles ye #plak ,, maksudnya harapan kedepan? Hmm punya PS4 biar bisa mencicipi RE7 *uhuk *kode

Akhir kata, Happy Birthday to me, hail hydra!!

Jumat, 01 Juli 2016

Double Agent

Beberapa waktu lalu sempat nonton Captain America: Civil War, dan beberapa hari setelahnya si pembuat komik Captain America mengumumkan kabar bahwa bang Steve Roger itu double agent antara hydra dan avengers, ingin rasanya melempar frisbee kapten ke si kreator.

Double Agent definisi dalam kamus palelupedia adalah seorang yang mengaku team nasi goreng tapi nasi kuning temannya diembat juga. *based on true event

Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena Double Agent pun akan bisa kita temui. Double Agent di sini bukan seorang intelejen yang bekerja untuk pemerintah belanda sekaligus indonesia, tapi seonggok teman atau seorang yang kau beri informasi, kemudian orang tersebut menyebarluaskannya lagi. Bisa juga alay yang sering broadcast BBM itu disebut Double Agent, bedanya mereka punya kadar intelektual lemah, dengan moto hidup "yang penting share" bukan "share yang penting". Mahluk-mahluk tersebut cocoknya dikumpulkan dalam apollo 66, trus dikirim ke planet nibiru dengan perbekalan momogi secukupnya.

Lalu ada juga jenis Double Agent berupa teman curhat, tapi meneruskan curhat tersebut pada subjek yang bersangkutan. Double Agent ini di Indonesia disebut Ember. Jangan galau dekat orang ini.

Double Agent pun bisa kita temukan dalam kehidupan akademia, misalnya ketika ujian. Ketika kita berusaha belajar semalaman, tapi dimintai contekan oleh teman yang semalaman begajulan, tapi karena faktor teman kita tetap memberikan jawaban, lalu si teman memberikan ke teman lainnya, kemudian berlagak seakan dia yang bersusah payah memutar pikiran. Jenis teman seperti ini tepat jadi sasaran kamehameha dari arah belakang.

Saya membahas Double Agent karena beberapa minggu yang lalu, saya merasakan sendiri bagaimana berinteraksi dengan Double Agent. Coba ceritakan? Hmm sepertinya kepanjangan, tapi intinya saya lega agent tersebut sudah memakan umpan dan mengantarkan pesan tersirat yang saya beberkan, sampai di tujuan, dan mendapat respon dari si subjek utama. Achievement Unlocked
*Dadah dadah ke phone screen
(Red: Dadah/bye bukan dada)


Seyogyanya, Double Agent tidak selamanya negatif dan masih bisa dipergunakan sebagai hal yang positif, misalnya jadi jubir atau pengantar pesan agar supaya untuk menjaga silaturahmi tetap going on *tsah.
Double Agent pun membuat seorang dengan tipe 'berdiri dalam gelap' tetap demikian adanya, karena sesuatu yang dia kirimkan tidak langsung melainkan melalui perantara, keep being mysteriously *plak #RIPgrammar

Double Agent adalah jenis penyebar aktif, jadi untuk sesuatu yang akan kau rahasikan, sebaiknya tidak membebankan kepada orang tersebut. Tidak sulit membedakan Double Agent, ciri-cirinya adalah;
- Selalu ada saat aib seorang mulai tersebar
- Lubang telinganya sedikit lebih besar 5 milimeter dari orang biasa
- Elastisitas bibirnya flexibel karena sering menebar kata-kata dengan kecepatan 18 kata dalam 5 detik
- Sorot matanya penuh kecurigaan dan awas pada tiap isu yang merebak di sekitarnya
- Pori-porinya cenderung membuka-menutup setiap menelisik gosip baru yang sedang hangat-hangatnya
.
Informasi ini berdasarkan penelitian ahli bidang perkepoan universitas stamford bridge di norwegia tenggara.

Ingat, Double Agent bukan hanya dikarenakan adanya kesempatan, tapi juga karena diri sendiri yang mengalami kelengahan, san chai san chai. #alaBiksuThong

Film Rekomen

Yooooot, lama tidak mereview film (lebih tepatnya mengulas random) karena bahasan seperti ini sepertinya sangat membosankan bagi hamba. Sekali lagi, meREVIEW film itu harus didasari dengan pengamatan jeli dengan menonton sebuah film sekurang-kurangnya 2x, karena Review berarti mqs soal premis, alur cerita, sinematografi, akting, pencahayaan, tata rias tata busana dan tata citata. *apadah

Kali ini saya mungkin cuma rekomendasi sebuah film dari beberapa film yang sudah saya tonton sebulan terakhir seperti,
Jepang:
- Noroi
- Whats going on with my sister #salahdonlot
- Princess sakura forbidden pleasure #salahdonlot
- Ju-on the final
- Eyes
- Innersable (blum ada subtitlenya, nonton pake insting)
- Boruto Naruto the movie
- Detective Conan the movie
Hollywood:
- 10 cloverfield lane
- Containment
- Southbound
- Emelie
- Hush
- The visit
- 28 days nyambung 28 weeks later
- The blair witch's project
- Paranormal activity: the ghost dimension
- Cell (di sini pacar saya main, si Isabelle Fuhrman) *digergaji
- Last shift
- The mist (maximum superior seiya twist ending)
- The midnight meat train
- Shaun of the dead
- The Offering (pemainnya hollywood, tapi film singapura)
Korea:
- I saw the devil
- The piper
- The phone

Dan series Fear the walking dead season 1, beberapa film legend, beberapa bagus, beberapa biasa aja, dan yang saya beri hestek #salahdonlot adalah film-film yang sebaiknya tidak ditonton di ruang keluarga, alias terlalu banyak mengumbar adegan yang kontra dengan kebijakan internet positif. Percayalah saya benar-benar #salahdonlot, tapi dikarenakan sudah #terlanjutdonlot jadi ya di tonton juga lah, right dude? *plak

Dari puluhan film-film di atas, ada satu yang terlalu menarik perhatian saya, film korea yang judulnya The Phone, genrenya remix koplo drama, thriller, sci-fi. Sebenarnya awal liat genre drama agak sungkan untuk mengeluarkan kuota, tapi karena mengandung bumbu thriller (korea banyak yang bagus thriller misterinya), jadi tertarik untuk lanjut baca ke sinopsisnya. Menceritakan tentang seorang pengacara yang istrinya dibunuh secara misterius, dan tepat setahun setelah pasca kejadian, doi dapat telpon dari almarhum istrinya, yang seakan-akan hidup kembali. #jengjeng

Bila dipandang-pandang sinopsisnya, film ini pasti mengandung unsur goib? Hmm di sinilah menariknya film ini, kita sebagai penonton akan dibawa mengikuti alur cerita, scene demi scene akan semakin menimbulkan pertanyaan "gimana kelanjutnya ya?".

Sejak awal film mungkin penonton sudah bisa tau apa yang dialami oleh si bapak pengacara ini, dan pasti ada beberapa penonton yang kemudian stop dan beralih ke film lain. Tapi untunglah saya menyukai film dengan premis seperti film mandarin yang dulu pernah saya tonton berjudul Secret, mengambil tema yang sama, tapi The Phone tampil dengan ebih memainkan adrenalin, memainkan emosi penonton sehingga berteriak "woy tembak gobloq, aa payah portal kompleks" layaknya ibu-ibu menonton serial Uttaran, demi dewa.

Saya beberapa kali menonton film horror atau thriller misteri korea macam Death Bell, Mourning Grave, Mother dan I Saw The Devil, beberapa lupa judulnya karena nontonnya di tivi kabel channel korea, dan saya akui genre misteri korea sangat bagus dan jenius. Ajussi, oppa dan eunni korengan sangat lihai meramu teka-teki menjadi sebuah film yang epic, ditambah dengan mbak-mbak aktris yang kadang membuat hamba kehilangan fokus sementara karena kecantikannya yang menyegarkan mata, tak peduli itu kecantikan alami atau jogres plastik gorengan.

[Uneg Uneg Corner], terkadang saya kasian ama cewek-cewek korea yang didalam film selalu dituntut untuk beradegan semi bahkan frontal. Menurut saya ini tidak terlalu perlu karena sudah didukung dengan segi cerita yang menarik. Beda dengan Hollywood yang Love Scene adalah suatu kebiasaan bodoh dalam filmnya, saya sedikit tau kebenaran kalau di korea adegan macam itu dianggap batu sandungan untuk nona-nona korea bila ingin eksis di dunia hiburan sana. Jika dibandingkan dengan tetangga sebelah, Jepang sudah bisa memilah dunia hiburannya dengan adanya segmen JAV, tidak seperti korea yang sudah menjadi rahasia umum adanya praktek prostitusi di dunia agensi hiburan, cukup miris buat lelaki baik seperti saya.

Demikian untuk film The Phone, untungnya film ini tidak banyak poin-poin Parent guide untuk ukuran film korea. Film ini aman ditonton di ruang keluarga, unsur gorenya pun tidak berasa apa-apa, saya hanya merekomendasikan dan tidak mengulas terlalu banyak, karena film ini terlalu rentan sopiler aka Spoiler. Jika diberi penilaian untuk film ini, mungkin akan saya beri 7.5 untuk keseluruhan, btw istri dan anak si pengacara cantik-cantik loh, ya nilai tambahan lah. Huehue

Kalau mau download, silahkan klik di sini, kalau linknya tidak bisa, berarti anda ketipu karena memang linknya tidak ada, itulah mengapa Google tercipta, mau link ya cari di sana.

Untuk yang mau nanya-nanya deretan film di atas rekomen atau tidak, mensyong aja di twitter saya @Herjudd, btw saya juga sedang menonton filmnya abang Tom Cruise yaitu Jack Reacher, dan film ini sungguh keren, tonton sendiri.

Jumat, 03 Juni 2016

Menulis

Sebenarnya lebih cocok kalo disebut mengetik, baik itu cerpen, cerita panjang, novel dll dimulai dengan item mesin ketik atau laptop atau komputer bla bla bla soalnya kalo nulis pake tulisan tangan bisa gempor tangan kita. Btw ini bukan mengupas soal ketik mengetik, tapi tentang sulitnya membuat sebuah karya tulis.

Tong, emang lu penulis terkenal sampe ngerti susahnya nulis?

Nah makanya itu, saking sulitnya menulis, tulisan saya sering kandas di tengah jalan. Saya bingung, karya tulis sama hubungan asmara kenapa saling berkoalisi dalam kehidupan sehari-hari saya huhuhu. #plak

Daripada curhat tentang kengenesan kalbu, lebih endes kalau saya mulai pembahasannnya, jadi gini (cari posisi pw, lempar poni), sebelumnya saya pernah punya karangan tulisan yang sudah diposting di catatan facebook, bisa dilokit di akun Herjud, karangan itu sebut saja fanfict, semacam tulisan seorang penggemar yang membuat sebuah cerita fiksi, yang di mana sosok yang dikaguminya bermain dalam cerita tersebut, simpelnya fantasi penggemar pada idolannya, ingat ini FANTASI, bukan DELUSI maupun ILUMINASI atau ZIONIS juga DESEPTIKON.

Fanfict itu jenis tulisan yang gampang, buat imajinasi praktis tapi menarik, tidak perlu kosakata baku atau formal, dengan perspektif orang pertama, seet jadilah sebuah karya, tapi belum tentu karya anda disenangi atau diminati, tergantung premisnya sih kalau kata juri komedi berdiri.

Premis yang saya buat waktu itu sederhana, seorang pembuat kopi (kalau barista ketinggian) di sebuah warung kopi pinggir jurang maksudnya jalan, yang mengalami kisah menarik yaitu warkopnya dijadikan tempat nongkrong sebuah grup idola, dan kemudian perlahan-lahan memunculkan bias-bias asmara di antara beberapa tokoh di dalamnya. Jangan menganggap dulu karangan saya itu mainstream, big no, saya ngebuat tulisan itu serealitas mungkin, soalnya 40% dari karangan itu pernah teraplikasi dalam hidup baginda, 70%nya walaupun fiktif tapi tidak saya buat terlalu cinderella story seperti contoh seorang artis muda jatuh cinta pada karyawan warkop yang telah menumpahkan air mendidih 220° fahrenheit di atas kepalanya, karena saya tau percintaan itu tidak semudah kisah ftv atau drama korea.
(Tidak mudah bagi yang parasnya standar maksud saya)
Mong-ngomong itu 40% 70%=110% ya...


Well, balik lagi ke persoalan, seperti yang saya bilang fanfict itu jenis karangan yang mudah, beda dengan cerita panjang atau semacam teenlit sebutan anak 90an, serta novel 300an halaman, jenis ini harusnya sudah masuk dalam gaya baku dan formal, walaupun beberapa masih ada yang make penulisan casual, tapi tatanannya sudah harus sesuai standar percetakan, nah bagian ini yang sulit, mungkin saya jabarkan satu persatu...

  - Sudut pandang, kebanyakan novel yang pernah saya baca menggunakan perspektif orang ketiga yang bisa menjelaskan semua kejadian atau gambaran secara detil. Ini agak sulit, soalnya imajinasi kita harus luwes, ibarat seorang sutradara yang menciptakan tokoh protagonis dan antagonis, lalu memainkannya pula. Beda dengan sudut pandang pertama, hanya menciptakan satu tokoh lalu bercerita tentang apa yang dialami atau dilihat oleh tokoh itu, dan digambarkan dengan sosok AKU. Kesulitannya beda, PERSPEKTIF-3 harus punya ide yang lebih banyak dan luas, jeli dan mendetail, tapi keuntungan sudut pandangan ini yaitu lembar demi lembar akan gampang terisi banyak, tapi di sisi lain akan mudah membuat bosan. Sedangkan kesulitan PERSPEKTIF-1 yaitu membuat tulisan jadi lebih hidup, karena berbekal dengan satu pandangan yang kita harus menciptakan suasana yang tidak terlalu monoton 

  - Pemilihan kata, beh ini yang paling kampret menurut saya, ini soal kemampuan ilmu berbahasa indonesia yang baik, benar, dan sesuai ejaan yang disempurnakan. Saya pernah bilang ke seorang teman, bahasa indonesia itu lebih susah dari bahasa kuvukiland, ini soal cocok-cocokan kata antara MELIRIK dan MENENGOK, tepat-tepatan penempatan antara DIBAJAK dan DI BAJAK. Itulah kalau kita mau merasakan susahnya bahasa indonesia, menulislah. 

  - Mood, nah ini juga yang agak sue. Ketika ingin menulis, ada baiknya diawali dengan niat dan semangat pejuang 45. Kalau kau tidak punya cukup jiwa patriotisme dalam semangat, berpikirlah dengan optimisme tinggi bahwa tulisanmu akan disukai banyak orang, lalu dicetak dalam buku trus dijual di grademia *uhuk kode endorse, setelah itu kau akan seterkenal penulis macam Raditya Dika yang bisa punya pacar secantik Babe Cabita eh typo Sherina. Optimis membuat mood tidak menurun, karena ketika mood menurun, ide sulit terhimpun, dan tulisanmu ngadat berakhir vakum. Ya sama lah kasusnya seperti mendaki gunung, ketika capek kita tidak boleh lama berhenti, karena lelahnya makin lama akan makin terkalkulasi yang bisa membuat dehidrasi, keram kaki, oposisi, penetrasi, dan akumulasi lalu penalti dan degradasi. Lalu rame-rame bilang "wasitnya dibayar", lah iya bego memang dibayar.
 APA INI KENAPA JADI WASIT!!

  - Premis atau Tema (sama aja keles ye). Pada dasarnya semua orang bisa berimajinasi, tidak seperti astral project yang harus ngeluarin sukma *wess bahasanya, imajinasi cuma perlu mengkhayal, menciptakan suatu dunia di dalam pikiran, lalu mainkan. Tapi tidak semua premis berasal dari fiktif, bisa juga berdasar pengalaman nyata, ataupun crossover asli fiksi biar bumbu-bumbu dalam cerita lebih berasal, karena masakan tidak cukup gurih hanya dengan garam dan gula, juga di perlukan vetsin dan sebangsanya. Btw saya sebagai penulis super amatir lebih prefer ke arah premis fiktif, asal tau saja imajinasi saya setara dengan level sang maestro sci-fi Christoper Nolan, bedanya beliau bisa mengaplikasikan ke dalam layar lebar, sedangkan saya cuma ke layar smartphone, itupun sering macet, kalaupun berhasil keposting viewersnya sedikit. Ckckck thug life

(Kamus) *Vetsin: Suatu kondisi di mana tubuh secara otomatis mengeluarkan partikel kotor/debu yang masuk dari hidung*

Ada lagi kasus yang menarik, ini disebut improvisasi dalam penulisan, mungkin juga pernah dialami oleh para pemikir kreatif. Jadi bagi yang dulu semasa sekolah masih belum marak google-googlean, ada kalanya merasa kesulitan ketika mengerjakan LKS tapi tidak menemukan jawaban dalamnya, kemudian mencari di buku materi yang lebih lengkap, tapi tidak juga menemukan jawaban yang pas, well apa yang dilakukan? Nah improvisasi, cukup cari kata-kata yang menurut kita relevan, digabung dengan kata-kata karangan biar terdengar selaras dan nyambung, taraaa kelar permasalahan, nilai urusan belakangan huahaha.

Lagipula proses kegiatan pembelajaran akademik yang kita alami akhirnya berujung pada kegiatan menulis, kalau kata gamer raja terakhir atau raja besarnya itu adalah SKRIPSI, walaupun masih ada proses sidang setelahnya, tapi skripsi cenderung jadi momok menakutkan untuk mahasiswa yang sebentar lagi bergelar sarjana. Saya memang belum pernah merasakan yang namanya skripsi, tapi saya rasa seorang penulis aktif tidak akan banyak dapat masalah jika berhadapan dengan skripsi. Penulis bukan hanya mengandalkan ide dan imajinasi, tapi juga observasi. Seorang Artur Conan Doyle tidak mungkin menulis Sherlock kalau tidak masuk ke dalam dunia kriminal dan investigasi kepolisian, J.K Rowling yang mampu menciptakan Hogwarts pasti mempelajari tentang sihir dan tidak hanya bermodal mantra simsalabim abrakadabra, ataupun Trinity yang membuat Naked Traveler, tidak mungkin kan beliau cuma melihat dunia hanya dengan menonton My Trip My Adventure? Semua melalui tahap observasi, dan tahap observasi juga dialami oleh mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan skripsi.

Well, penulis tidak sulit menyelesaikan skripsi? Kemungkinan besar ya, penulis terbiasa mengexplore ide dan gagasan, dan mahasiswa darurat skrispsi cenderung mengcopy paste tulisan yang sudah ada, tidak ada improvisasi, dan dosen pembimbing yang sudah jeli pasti akan merasa basi lalu meminta koreksi dan koreksi. Beberapa mahasiswa emosi dalam tahap ini, dan terbukti dengan yang baru-baru ini terjadi, mahasiswa geram karena skripsi terus dikoreksi, lalu membunuh dosenya sendiri, sebuah ironi.

Sekali lagi saya belum pernah merasakan skripsi, jadi anggapan saya di atas belum tentu benar juga sih. Tapi satu yang pasti, SKRIPSI berarti MENULIS, jadi jika ingin belajar merasakan SKRIPSI, cobalah MENULIS.

Btw diriku mungkin daftar kuliah tahun ini, doakan aku ya!
*ala benteng takeshi*

Kamis, 21 April 2016

Myopia

Sampai menginjak SMA, mata saya masih bisa memandang jelas papan tulis dari deretan bangku paling belakang, masih enak menonton film bioskop dari sofa urutan huruf H, juga masih sigap mencari komik langka di deretan rak rental buku. Dengan pandangan yang masih jernih, saya juga dengan bebasnya masih bisa mencuri-curi pandang kepada lawan jenis, lewat yang cantik langsung lirik, lewat yang menarik juga lirik.

Ketika kita masih bisa memandang kejauhan, ada kalanya kita tidak memperdulikan apa yang ada di depan, gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di sebrang lautan terlihat, mungkin inilah yang saya alami, buta pada yang dekat, melihat pada yang jauh.

Beberapa tahun di belakang, saya punya beberapa orang yang bisa dibilang dekat. Saya bukan orang yang terlahir dengan wajah total rupawan, hanya mengandalkan sifat dan pikiran. Dalam sebulan pertama masuk SMA, langsung menerima perhatian dari tiga orang siswi dalam kelas, mereka bilang saya manis dan pintar, lalu tidak jarang mereka cari-cari perhatian, sayangnya saya tidak memberi balasan, saya tidak acuhkan.

Bukan cuma mereka bertiga, ada lima orang senior yang juga dekat dengan saya. Beda dengan yang sepantaran, lima senior ini lebih frontal mengutarakan perasaan, tapi lagi-lagi rasa tidak terbalas, saya beralasan fokus sekolah, padahal punya target sasaran, siswi seangkatan lain kelas.

Inisialnya D, namanya menggambarkan keindahan sesuai parasnya, saya berusaha mendapat perhatian darinya, mencoba dekat dengannya. 2.5 tahun PDKT tapi masih malu mengungkap isi hati, bahkan sampai detik-detik akhir SMA, saya tidak mendapatkan hasil yang maksimal, tidak disambangi oleh Fortuna.

Saya yang saat itu masih bocah, tidak mengerti analogi sebuah taman penuh mawar, yang di mana kau harus memilih satu tangkai dengan bunga terindah, tapi kau hanya bisa mencari kedepan, tidak boleh mundur kebelakang. Saya ibarat si gelap mata yang beranggapan sesuatu yang spesial pasti terletak di bagian dalam, tak acuh dengan barisan mawar di depan taman, tapi semangat mencari kelopak terindah di barisan belakang, bahkan tidak mepedulikan duri yang menusuk badan.

Sesampai di tujuan apa yang saya dapatkan? Semua mawar dengan bentuk yang sama, bunga warna merah, tidak beda dengan mawar di barisan depan taman. Apa yang saya cari di belakang, ternyata sama dengan apa yang terlihat di depan, jika bijak saat awal memutuskan, saya tidak perlu teriris duri yang mengakibatkan luka.

Ketika bersama D gagal, saya masih terus berpetualang asmara, yang kemudian menemukan dua orang bersahabat yang akhirnya saya dekati keduanya, N dan M. Saya lebih dahulu akrab dengan N, dan meminta dikenalkan pada M. Tidak lama berselang, saya sudah banyak membual manis kepada M, kami tidak terikat status, tapi saya sering mengutarakan rasa. Kemudian N kembali datang, saya kembali gontai antara mereka berdua, lalu dengan brengseknya, saya membuang semua janji dan ucapan manis dengan M, dan menjalin hubungan dengan N, yang sayangnya juga tidak berjalan baik, saya hanya menambah daftar menginjak-injak perasaan banyak perempuan, yang sudah baik menerima saya apa adanya.

Sekarang, saya sudah tidak berhubungan dengan semua orang-orang di atas, ada yang sudah lupa, ada juga yang berusaha pergi sejauh-jauhnya, mungkin ini yang namanya hukuman atas kelakuan buruk yang pernah saya lakukan, kelakuan bodoh mempermainkan sesukanya, kelakuan hina main pergi seenaknya.

Itulah mengapa saya menyebut tulisan ini Myopia, bukan hanya tentang mata saya yang sudah mengalami rabun jauh minus 2.0, juga tentang hubungan terhadap orang-orang yang pernah singgah. Dulu saya buta dengan orang-orang terdekat, malah mencari-cari yang jauh di sebrang. Sekarang, saya hanya bisa melihat yang terdekat, yang sayangnya semua telah hilang, mereka semua telah jauh dari pandangan, yang sudah buram dari jangkauan.

Saya cuma berharap suatu saat bisa bertemu dengan mereka, meminta maaf sebesar-besarnya, sedalam-dalamnya. Kemarin saya laki-laki yang buruk, pikiran licik, bersikap pura-pura manis, dan sekarang saya baru sadar itu, jadi inilah saatnya untuk saya menjadi orang yang lebih baik, lebih menghargai perasaan orang, lebih bersikap jadi laki-laki yang sebenarnya, semoga ini menjadi awal untuk bisa jadi sesuatu yang baru.

Monita Tahalea - Memulai Kembali

Senin, 04 April 2016

Barangmu Lenyap?

Perlu kalian ketahui, barang di sini bukan tiiiiiit atau tiiiiiit, tapi barang atau benda milik. Pernahkah kalian mengalami kehilangan barang pribadi? Yang ditanya barang ya, bukan dia yang dulu pernah singgah. puk

Berdasarkan kisah nyata, diri ini banyak sekali mengalami kehilangan barang, dominan hilang dicolong orang, baik sengaja maupun pura-pura tidak sengaja.

Barang pertama yang hilang sewaktu SD, punya pensil yang badan pensilnya (kalo sebut batang takut salah fokus) bermotif dollar kertas. Seketika kelas riuh, soalnya yang begituan di jaman 90an begitu rare. Sayangnya selepas istirahat turun minum 2x30 menit, si Pensil raib dari dalam tas, dan kepada guru yang sebagai pihak berwenang terdekat, menakut-nakuti seisi kelas dengan teror "yang suka curi barang orang lain, setelah ini akan sakit perut", sayangnya tragedi tersebut berlalu begitu saja, pelaku tidak tertangkap, saya pun tidak berminat memblow-up masalah ini ke media, biarlah dan ikhlaskan, saya hanya berharap Pensil itu hidup lalu menusuk pantat sang pelaku sedalam 7cm.

Barang kedua, hmmm sepertinya HP semasa SMP, HP tersebut pemberian bapak saya, merknya sama kaya salah satu personel F4, Siemens. Bagi anak 90an, punya HP pribadi dulunya sangat membanggakan, membuat kharisma sedikit menanjak, ketampanan melonjak, sukma merangkak. plak
Peristiwa itu terjadi ketika langit berawan di selasa pahing, seperti biasa bocah pulang sekolah pasti punya kegiatan sore, dan yang sedang happening saat itu adalah Mancing.

Ketika teman-teman lain menunggu umpan dimakan, mereka bergantian main game dari HP saya itu, selama dua jam dipakai nonstop, akhirnya HP itu lowbat. Tanpa perasaan berdosa, mereka mengembalikannya dalam keadaan tidak bernyawa. Saya yang sedang fokus memandang air sungai, menaruh HP tersebut di rumput, like a boss.

2 jam berlalu, acara pemancingan kami sudahi dengan kepuasan 68% setelah mendapat seekor bolu jawa seukuran tangan Adul, sayangnya euforia itu membuat saya lupa membawa pulang serta si HP, baru teringat setelah mandi sore, itupun setelah dicari-cari, benda itu sudah raib digondol pemancing lain. Mancing Maniak Mantap!

Barang selanjutnya ini agak menguras emosi, soalnya barang yang baru seminggu dibeli, bahkan masih tercium bau-bau toko. Pelakunya ketahuan, doi teman yang beda kelas di SMK, karena teman jadi tidak mencurigakan, apanya busuk! Tas dan komik naruto saya digondol, bilangnya pinjam tapi seminggu hilang, doi out dari sekolah, tapi sempat muncul di tongkrongan. Saya yang dasarnya Pemalu tapi Pembunuh tanpa babibu langsung menyerbu, doi nyolot lalu kabur. Mukanya masih saya ingat, wajah tidak ganteng bermotif parutan kelapa, rambut tidak stylish basah basah aqua, intinya muka-muka greget kentutable.

Ada juga barang pemberian orang lain, lalu karena keteledoran diri sendiri kemudian barang itu raib, misalnya sepatu pemberian teman saya yang cina tampan tapi namanya sama kaya Mutilator (orang yang memutilasi) dari jombang, dia ngasi (lebih tepatnya saya memaksa diberi) sepatu Converse dengan tali slip ala sepatu New Era jaman trio kwek-kwek. Sayangnya lagi-lagi Sepatu itu saya tinggalkan di rumah, sedangkan saya beranjak ke kampung ortu. 2 tahun setelahnya, Sepatu itu saya dapati sedang dipakai teman sekompleks, saya tidak berniat merusak pertemanan hanya karena sepasang alas kaki, biarlah dan ikhlaskan, saya hanya berharap suatu saat Sepatu itu hidup lalu menendang bokongnya seperti yang dilakukan Flat kepada Spongebob, begini percakapannya,

Flying Dutchman: "Baiklah aku beri kalian tiga permintaan!"

Patrick: "Apa tiga? aku minta lima!!"

Flying Dutchman: "Empat!"

Patrick: "Tiga atau tidak sama sekali!"

Wey salah percakapan goblo!!

Kemudian barang pemberian mantan, berupa gelas bergambar zodiak monyet, ya ini penghinaan yang manis, untunglah sang pemberi parasnya poker-face eh baby-face, jadi takapalah gambar monyet, yang penting monyet-akan cintanya sukses di acc, ahay.

Btw nasib gelasnya sama kaya sepatu di atas, saya tinggalkan di rumah. Sepulang dari kampung ortu, gelasnya sudah hilang, sama dengan kenangan pemberinya 2 tahun silam.

#now playing: Masa lalu, Linu Radatista

Semua kenangan tentang barang hilang sebenarnya sudah agak buram di memori dan sanubari, tapi kembali jelas setelah hari ini terulang lagi tragedi kehilangan benda pribadi, Baju Baru Hilang Di Jemuran. Entah bagaimana kronologinya, tiba-tiba baju yang sudah saya cuci pagi-pagi buta, digondol satu unit oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dan herannya, entah mengapa orang itu tau kalo itu baju yang paling baru, ckckck sepertinya kejahatan ini dilakukan oleh seorang profesional dengan mata yang jeli. Tapi untungnya baju yang hilang ukurannya kekecilan, dan yang diambil bukan baju polo atau tshirt favorit yang ada gambar badaknya, lah itu baju atau larutan penyegar? *bata

Well, terima kasih sudah membaca ketikan yang random ini. Mohon maaf bila isi tulisannya hanya sedikit memuat pengetahuan, lebih tepatnya tidak memuat pengetahuan apapun. Mengapa seperti itu? Karena saya sependapat dengan sir Arthur Conan Doyle dalam kutipan Novelnya, Sherlock Holmes: Penelusuran Benang merah,

"Otak manusia pada awalnya sama seperti loteng kecil kosong, dan kau harus mengisinya dengan perabotan yang sesuai dengan pilihanmu. Orang pada umumnya mengambil semua informasi yang diketahuinya, sehingga pengetahuan yang mungkin berguna baginya terjepit di tengah-tengah atau tercampur dengan hal-hal lain. Orang bijak sebaliknya, dengan hati-hati memilih apa yang akan masuk ke loteng otaknya, ia tidak akan memasukkan apapun kecuali peralatan yang akan membantunya, sebab peralatannya pasti sudah sangat banyak. Semuanya itu diatur dengan rapi di loteng otaknya sehingga suatu ketika diperlukan, ia dapat dengan mudah menemukannya. Keliru jika berpikiran loteng otak mempunyai dinding yang bisa membesar, karena untuk pengetahuan yang kau masukkan, akan membuat sesuatu yang kau ketahui terpaksa kau lupakan. Oleh karena itu penting sekali untuk tidak membiarkan fakta yang tidak berguna menyingkirkan fakta yang berguna."

^ini kunci jawabanya ^_^

*ngacir

Kamis, 24 Maret 2016

Review Random, Batman V Superman: Dawn Of Justice

(PERINGATAN SOPILER wiu wiu)

GOD versus HUMAN, DAY versus NIGHT

"Khawatir akan aksi superhero manusia setengah dewa tak ada yang mengawasi, pahlawan kota Gotham menantang superhero kebanggaan kota Metropolis. Mereka berkonflik untuk menentukan superhero macam apa yang dibutuhkan dunia. Sementara Batman dan Superman berkonflik, sebuah ancaman baru bangkit, manusia terancam oleh bahaya yang tak pernah diketahui sebelumnya."

Pertama-tama diulas dulu judulnya, Batman v Superman. Kenapa huruf V untuk menyatakan konflik versus bukan VS? Nah mungkin begini penjelasannya, versus dalam dokumen atau surat resmi orang amerika dulu disimbolkan menjadi V, karena lebih menekankan makna 'kompetisi' bukan 'lawan', yang berarti V adalah pertarungan antar dua pihak yang mencari siapa yang lebih baik padahal tujuannya sama, sedangkan VS merupakan pertarungan menjatuhkan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang masing-masing berbeda. Jadi jelas ya Batman V Superman: Dawn Of Justice sudah cocok judulnya.

Lalu film dimulai, dibuka dengan adegan masa lalu Bruce Wayne yang suram, mulai dari jatuh ke got eh sumur, sampai bapak-ibunya yang mati tertembak, sebenarnya ini scene yang tidak perlu, karena di film-film batman sebelumnya pasti sudah diceritakan kisah ini, siapapun pasti sudah tau kisah kecil si batman, jadi scene-scene awal sangatlah terasa nyampah.

Seeeet, Bruce Wayne dewasa yang adalah pangeran Gotham, tanpa alasan jelas sudah berada di Metropolis (mungkin perluasan bisnis) dan di sesi inilah menunjukkan alasan kenapa Batman menyimpan dendam yang sangat kuat. Saya yang ikut menonton pun ikut terbawa emosi, "lah si clark ngapa kaya orang mabok tuh pake mata laser nembak kemana-mana, goblo." begitulah kira-kira seruan saya, tapi cuma di dalam hati, soalnya kalau di dalam bioskop, takut kena mata laser sama penonton lain.

Crossover kali ini sepertinya Superman dijadikan tokoh antagonis, yang menumpas kejahatan dengan caranya sendiri, tanpa ampun, tanpa hukum. Banyak pula Haters sang False God,salah satunya Lex Luthor, memanfaatkan semua nilai minus Superman, dan sedikit menghasut para senator untuk memperkarakan Superman dalam sebuah peradilan, yang adalah panggung final yang dibuat Lex Luthor untuk menghancurkan nama baik Superman, beserta isi-isi pengadilannya. Zuper zkali Lex yang budiman.

Lalu tokoh hero ketiga, ada Prince Diana yang tidak terlalu intens perannya, tapi ketika awal muncul dengan kostum Wonder Women, beh, dia MVPnya guys. Datang pada saat yang tepat, ditambah dengan scoring cakep, tadaaa Gal Gadot sungguh memukau dengan rambut terurai, rok pendek seakan cuma make robekan bendera partai, kekuatan dan kelincahan yang tersembunyi di balik paras ayu, wuih tjakep gila bray, salero bundo ini mah.

Oh iya, di IMDB hari pertama penayangan di meksiko, BVS sempat menyentuh angka 9.5 dengan 6.500 voters, tapi hari kedua saat ini, angkanya menurun jauh menjadi 8.2 dengan 20.000 voters. Sedangkan Rotten Tomatoes yang adalah website untuk para kritikus, BVS benar-benar dianggap hancur dengan nilai kepuasan hanya 38%, apa anda setuju genk?

Well, bagi pribadi yang sangat terbuai ekspektasi tinggi, menurut saya BVS memang bagus, tapi tidak cukup WAH seperti harapan selayaknya garapan Christoper Nolan dalam Dark Knight Trilogi. BVS terlalu banyak membuat plot hole, kurang penjelasan & terkesan melompat-lompat. Mungkin karena diri ini cuma sekali nonton ya, padahal untuk mereview setidaknya harus nonton lebih dari sekali supaya mendapatkan kejelasan, tapi namanya juga ngetik random, reviewnya random juga, jadi tolong jangan jadikan review ini sebagai refrensi, kalau mau nonton, nonton aja ya temans, jangan termakan omongan orang dan percayailah pendapat pribadi, karena rumput tetangga lebih hijau, dan selimut tetangga lebih hangat. Woy kaga nyambung setan! :v

Mungkin penilaiannya saya bagi-bagi seperti di bawah, cekitbrot

SINEMATOGRAFI:
Pengertian simplenya adalah teknik mengambil gambar, lalu menggabungkannya, shot per shot sehingga menjadi scene. Well, seperti yang saya bilang sebelumnya, jika hanya nonton sekali, penilaian untuk ini sangat sulit, tapi melihat scene yang tidak perlu di awal dan pertengahan, membuat scene pertarungan akhir dikorbankan menjadi lebih sedikit, padahal orang-orang menunggu lama ketika trinitas DC bertemu, tapi berakhir cepat terkesan buru-buru.

PENCAHAYAAN:
Zack Snyder dari awal sudah mengatakan kalau permulaan Justice League akan dibuat suram dan kelam, dan sesuai dengan pencahayaannya. Saya nontonnya di 21, yang adalah theater dengan kualitas tontonan paling standar di antara theater-theater lain, jadi mungkin pencahayaan agak gelap, apalagi pas scene kejar-kejaran tentara bayaran Lex dengan Batmobile, saya sempat memincingkan mata untuk bisa menyorot apa saja kelebihan armor Batmobile baru ini. Tapi untuk pencahayaan tidak ada masalah, sesuai dengan tema DC, dark.

TAMPILAN & KOSTUM:
Untuk Batman Suit yang dipakai bang Affleck, sepertinya balik ke kostum Batman klasik, jubah hitam dan balutan tubuh abu-abu monyet tua, yang ganggu adalah logo Kelelawar yang segede gaban di dada bidang Ben, yang terkesan dibuat dari potongan kain tebal yang ditempel di kostum. Saat memakainya pun Batman jadi keliatan gendut gitu, apalagi pas scene di gurun, kecuali pas Batman dengan Monster Suit yang tidak dijelaskan terbuat dari apa, yang pasti bahannya berat berkilo-kilo.

Lalu kostum Superman, tidak berbeda dengan Man of Steel, bedanya cuma penampilan Clark Kent yang lebih klimis dan rapi, otot diperbesar, masih tetap tidak menggunakan CD luar, dan tetap terlihat tonjolan signifikan. Apa itu? Hmm..

Wonder Woman juga mengalami sedikit evolusi kostum, mungkin disesuaikan dengan postur Gal Gadot. Bagian dada tidak dibuat terbuka layaknya penggambaran komik, memakai rok super mini bukan sempak semi celana. Tapi doi tetap terlihat cantik ketika mengenakannya, secara mantan miss israel.

AKTING:
Ben Affleck terlihat mantap menggantikan peran Christian Bale, membuktikan kelasnya sebagai papan atas. Gal Gadot tidak terlihat jelas, masih sama seperti gambaran aktingnya sebagai Giselle di Fast & Furious, sewaktu pertarungan pun tidak nampak mimik menyakitkan kena hajar dari 'hari kiamat', tapi sudah jadi start yang bagus untuk The New Wonder Woman.

Henry Cavill, harusnya beliau bisa lebih lagi menunjukkan sisi rapuh dari seorang Superman, tidak cuma menunjukkan sosok egois dewa yang berubah bengis. Beda dengan Jesse Eisenberg, yang sukses membuat kesan Lex Luthor muda yang ngeselin, seenaknya, berani, dan adidaya. Saya sempat ngakak sendiri waktu adegan pidato pembuka di acaranya, padahal penonton lain adem ayem. Sepertinya saya cocok dengan Lex Luthor. (Membotakkan rambut)

Amy Adams, ya cukuplah. Di BvS doi malah lebih banyak mengambil peran di banding mbak Gadot, walaupun memang kita akui Amy sosok MILF yang sangat membuat mata fresh. Ada Jeremy Irons yang memerankan Alfred, yang seharusnya sudah wafat, karena BVS bersetting 20 tahun setelah rekam jejak Batman di Gotham. Opa Jeremy memainkannya dengan apik, Alfred baru yang berjiwa muda dan jago IT, alias man behind batman, bukan lagi kepala pelayan sekaligus penasehat bijak.

KESELURUHAN PENILAIAN:
Zack Snyder selalu dikritisi jika mendirect film drama action sci-fi, mulai dari Sucker Punch, 300, dan terakhir Man of Steel, sayangnya Bang Zack terus melanjutkan tren negatif ke BVS: Dawn Of Justice. Banyak scene yang tidak terjelaskan logika, yaitu ketika pertarungan pertama Superman melawan Alien. Superman sempat terlempar ke gedung, kemudian menggunakan serangan mata laser untuk menghancurkan gedung, apa-apaan kau Clark! (gebrak meja /emosi).
Juga kedatangan Superman yang selalu tepat di saat-saat genting, salah satunya ketika Lois Lane dalam bahaya, dia selalu ada, tapi ketika Martha yang diculik, doi tidak muncul, dasar durhaka kamu Clark! (gebrak pintu /emosi). 
Di balik celah yang dibuat Superman, terdapat pula celah-celah lain, misalnya mimpi Bruce Wayne di padang gurun yang tidak menjelaskan sesuatu, begitu pula dengan perkataan Superman ketika pertama kali bertatap muka dengan Batman, dia mengatakan "Kau merebutnya dariku!", jangan-jangan mereka pernah satu SMA trus rebutan cewek ya gan. Tak lupa hasil hack dokumen Luthor Corp tentang dokumentasi penampakan mahluk super lain, anehnya folder sudah tersusun dengan logo-logo hero DC, juga video yang sangat jelas menunjukkan para hero tersebut, tidak menggambarkan arti tak sengaja tertampak tapi lebih mengekspos diri di depan kamera. Ini superhero atau alay narsis ya? Lala yeyeye

Salah satu alur yang melompat, ditunjukkan setelah Superman berhasil dijebak Lex di pengadilan, Batman merebut batuan Krypton, membuat senjata, lalu latihan berat, tapi yang paling parah, pembuatan Monster Suit malah diskip, Batman langsung muncul dengan kostum baja di bawah hujan. Sangat melankolis

Tapi di balik semua kekacauan dialog, alur, dan efek CGI yang bertaburan yang menyita waktu lama, terbayar dengan adegan fighting Batman versus Superman yang memukau, benar-benar menunjukkan kalau ini pertarungan layaknya manusia melawan dewa. Seperti kata Alfred, Batman menantang Superman berarti bunuh diri, tapi akhirnya Bruce Wayne tidak senaif itu, dia punya kartu AS untuk melawan.

Tell me do you bleed? Yes, you will!

Perpindahan dari pertarungan satu ke pertarungan lain tidak memakan waktu lama, ketika trinitas DC berkumpul, 'raja terakhir' kemudian mengamuk. Di sini Batman tidak terlalu banyak mengambil bagian, hanya duo super yang memang sepantaran kekuatannya. Tidak seperti Marvel yang epic menyajikan Tag-Team ketika Avengers beraksi, Clark dan Diana seperti bertarung tanpa kekompakan sebagai team, mungkin karena baru bertemu yes, jadi chemistry masih belum klop. (Emang ini Ganda Campuran bulutangkis apa, jiah)

Dari segi cerita sebenarnya sudah oke menurut saya, tapi untuk permulaan sebuah crossover akbar, harusnya dimulai dengan spin-off, misalnya solo Batman, solo Wonder Woman, diikuti Flash, Cyborg, juga Aquaman. Bisa diprediksi untuk 2017 nanti, Justice League mungkin akan menuai penilaian sama dengan Dawn Of Justice, terkesan langsung jadi dan dibuat terburu-buru, karena masih di bawah Director yang sama, Zack Snyder. Semoga tidak demikian

Untuk yang terakhir, nilai saya untuk Batman V Superman: Dawn of Justice, adalah 7.9.

Sekali lagi, selera berbeda-beda. Penilaian pribadi jangan berpatokan pada pendapat kritikus atau reviewer lain, silahkan nonton sendiri, amati sendiri, dan nilailah sendiri.

Salam #teamBatman #teamDC

Selasa, 15 Maret 2016

D's Day

Awal mula terjadi pagi tadi, mungkin pukul 08.15, saat itu saya menyalahkan handphone yang khusus untuk komunikasi telepon dan sms. Sesaat setelah turn on, si Kia (nama panjangnya 'tidak kia!') menunjukkan sebuah notifikasi yaitu memo peristiwa. Ketika membaca judulnya, seketika diri ini kembali mengingat kenangan hari kemarin.

Di layar Kia, tertulis judul "She's Birthday" dengan sebuah gambar kado, tak lupa angka 19th tercantum, ya itu usianya sekarang.

Dia yang hari-hari kemarin sering menemani tapi tak di sisi,

Dia yang dulu selalu mengajak interaksi tapi terlihat berbicara sendiri,

Dia di depan mata, kadang maya kadang nyata, selalu terlihat bahagia, walau berdasar sekedar menerka.


Pertama mengenalnya di 2012, tapi tak langsung mengajaknya bercengkrama, cuma memandang dari kejauhan. Kesan awal padanya adalah orangnya cukup rame, sering menggombal, peminum susu katanya. Dia tidak seputih lobak, kulit indonesia pada umumnya. Rambutnya panjang berponi, senyumnya manis, kesimpulannya adalah cukup menarik.

Berbulan-bulan jadi pemuja rahasia, ku beranikan diri untuk sekedar menyapa. Sapaanku dibalas, dan mulai saat itu pula diri ini merasa cocok dengannya. Tidak siang ataupun malam, jika ada jeda kerja untuk sekejap melihat, kupergunakan sebaik-baiknya.

Hari ke hari, Dia mengalami peningkatan dalam hal karier, yang tadinya substitusi, kemudian masuk tim inti, walau tidak ke posisi inti. Dia cukup senang, dan berharap selalu ada yang mendukungnya untuk tetap betah dan berkembang. Itu cukup bagus untuknya, juga untukku yang masih hype dengan kesehariannya.

Hampir setahun mengenalnya dekat, walau Dia tidak sebaliknya. Kuberanikan diri lebih dari aksi maya, dan yakin untuk menemui secara nyata. Saat itu Oktober 2013, dengan meninggalkan kerjaan di jauhnya Sulawesi Utara, terbang untuk bertatap muka di Jakarta.

Mungkin sedikit nekat, karena tanpa sanak saudara tapi berani ke ibukota, namanya juga anak muda. Tapi semua resah lenyap menghilang, ada teman yang menawarkan atap untuk sesaat, tempat untuk beristirahat. Teman tersebut bahkan keluarganya sangat baik pada saya, beberapa hari menjamu, mereka seakan tak memperlihatkan jemu. Tidak terlupakan kebaikannya, semoga mereka tetap sehat dan selalu dalam lindungan-Nya.

Hari pertemuan tiba, tempatnya di selatan Jakarta. Pertama melihatnya tidak sesuai ekspektasi yang di harapkan, saya tidak mengira kalau pandangan mata sudah tak sejernih tahun sebelumnya. Dengan terpaksa harus memincingkan sorotan, supaya bisa melihatnya dalam rupa sebenarnya.

Setelah selesai dengan aktivitasnya, akhirnya bisa memandang langsung dirinya dengan mata kepala. Hanya berlangsung sepersekian detik, bertatapan sedikit berjabat tangan. Tidak ada rasa gugup, walau sejujurnya jantung berdegup. Dengan sedikit sikap kikuk, ku sapa hanya dengan satu kata pendek sambil tersenyum,

"Halo..", ucapku.

"Halo juga..", balasnya.

Momen yang sangat singkat, untuk penantian yang cukup lama. Tapi ternyata Teman yg ikut bersamaku langsung mengerti, dan menjelaskan singkat pada Dia, siapa dan darimana saya. Dia langsung memanggil dan kembali menyapaku yang sudah agak menjauh, dan kurasa ini adalah salah satu momen terbahagia dalam hidup.

Tidak lupa kutuliskan kesan ceria dan lega di media sosial, sekaligus memberitahu Dia, kalau tidak sedetikpun ku palingkan mata saat menyaksikan dirinya. Saat itu masih di atas kendaraan bersama Teman, menikmati malam ibukota, ramai, warna-warni gemerlapan. Suasananya begitu menyejukkan, sampai tak sadar adanya notifikasi, menunjukkan Dia merespon kutipanku padanya.

Malam yang luarbiasa.

Kisah menyenangkan terus berlanjut setahun kedepannya, sampai di awal 2015, kemudian diri ini memutuskan untuk tidak lagi menemani hari-harinya.

Apa alasannya?

Tidak ada alasan khusus, saya akhirnya berpikir, Dia adalah sesuatu yang sulit saya gapai dengan keadaan dan posisi saat itu. Kami jauh, dan tak pernah lagi bertemu. Interaksi tak seintens dahulu, membuat koneksi menjadi semakin semu. Ini mungkin sudah waktunya, untuk mencari kebahagiaan baru.

Tak terasa, 15 maret 2016, Upaya untuk menjauh dari Dia sukses terlaksana. Tidak ada lagi info kudapat darinya, sengaja kubuang sesuatu yang berhubungan tentangnya, kecuali beberapa foto yang kuselipkan di dompet lama. Hampir setahun tergenapi usaha melupakan, tapi Kia datang mengingatkan, seperti yang saya tulis di awal penggalan.

Memutarkan kembali kenangan manis 3 tahun belakangan, yang sebenarnya benar-benar sudah saya tinggalkan. Mungkin tidak benar-benar terlupakan, atau efek sisa-sisa nostaljik yang terlalu berkesan, yang akhirnya terbawa oleh perasaan. Mungkin.

Well, cuma ini yang bisa saya utarakan. Tidak ada kado, juga perayaan, yang saya berikan cuma kata-kata, dan sepenggal doa, semoga Dia selalu sehat dan bahagia.

Sekarang Dia sudah kelas 3 SMA, semoga Dia fokus ama pelajaran karena akan menghadapi ujian nasional.

Sekarang pergaulan cenderung tidak sehat, semoga Dia bisa memilah yang baik dan menjauhi yang buruk. Semoga Dia selalu ingat akan ajaran orang tua, dan terpenting, selalu dalam bimbingan-Nya.

Selamat ulang tahun.

Sabtu, 05 Maret 2016

Balada Ori dan Kw

Kemarin abang saya beli Converse old school, dan dengan semangat memamerkan seraya menjelaskan detail sewaktu doi nyari sepatu ini, soalnya jaman sekarang harus jeli menemukan barang asli, cewek aja banyak yang palsu, apalagi di thailand beh, paradise.

Btw gila ya harga Converse sekarang, 400-an lebih. Padahal waktu 2011 masih dapat 230-an di stasiun olahraga, ckck bisa jadi barang investasi baru nih, apalagi Converse tidak pernah kehilangan pasar walaupun makin banyak pesaing-pesaing baru yang sangat keren. Mungkin ada kharisma tersendiri ketika memakai ALL STAR, cocok ya genk?

Nah, abang saya lalu menjelaskan soal bagaimana membedakan mana Converse ori dan KW, mulai dari sol bagian bawah, bahan pembuatan, label, sampai bau-bau barang baru. Untuk bau itu butuh kecakapan tersendiri, karena kalau barang KW ada bau-bau kaki orang yang sudah pernah nyoba, sulit kan? of course, ini butuh intensitas penciuman setara penciuman komodo. Tapi bau bukan faktor yang pasti, mungkin bagi kalian yang penasaran lebih mendetail, coba cek di Blog-blog lain, soalnya kalau copas mencopas tulisan itu bukan prinsip saya, setidaknya walaupun random, ketikan saya orisinal bukan KW. Asek nyambung dengan judul

Untuk sepatu dengan model Old School, saya juga punya sepasang, tapi bukan All Star, melainkan satu level di bawahnya, Airwalk. Sepatu ini (airwalk) pertama saya dapatkan tahun 2009, sewaktu masih SMA, saat di mana kau harus tampil keren di antara pelajar lain. Awalnya mau beli All Star, tapi karena ortu tau bahwa anak-anaknya punya selera yang bagus, jadi dana yang dicairkan tidak sesuai harapan. Untungnya saya punya simpanan hasil dari berpuasa setengah hari saat di sekolah, akhirnya dana yang ditargetkan tercukupi.

Tapi namanya gejolak masa muda yang labil emosi dan labil ekonomi, ketika sampai di outletnya, saya sempat ragu membeli All Star. Teman yang menemani pun mendukung dengan masukan yang penuh wibawa, "sayang kalau converse dipakai anak sekolahan, lagian converse terlalu banyak jahitan putihnya, takutnya entar disuruh hitamkan, sepatumu langsung jadi jelek".
Akhirnya dengan sedikit pertimbangan, saya memilih untuk membawa pulang Airwalk. Kata si penjaga outlet pun Airwalk tidak kalah, mirip dengan All Star, hampir mirip juga harganya. Lah ini kenapa jadi nostalgia SMA

Balik lagi soal barang Ori dan KW, kedua barang ini harus teliti jika tak ingin keliru membeli. Sayang juga kalau sudah menguras 400 ribu lebih, ternyata yang kita beli barang tiruan. Walaupun mata bisa ditipu, tapi ketahanan barang itu yang tidak bisa bohong. Kita membeli barang Ori bukan cuma soal harga diri, tapi juga awet durasi. Airwalk yang saya beli buktinya, sudah hampir 7 tahun, saya pakai 3 tahun sekolahan, 4 tahun lebihnya berkeliling indonesia, tapi kondisi masih aman sentosa.

Then, bagaimana dengan Converse abang saya?

Semoga dia tidak membaca blog saya, karena dia sudah mengeluarkan 400-an ribu, dengan lantang mengatakan ORIGINAL, sayangnya dia kurang jeli atau setidaknya googling terlebih dahulu. Terlihat barangnya sangat mirip dengan Ori, presisi label, kontur sol dan karet mentah, kain rajut yang mantap, bau yang meyakinkan aroma pabrik (woy ngomong apaan), tapi untuk Converse pabrikan baru, ternyata sudah menempatkan barcode di label lidah bagian dalam, jika kode yang tercantum di sepasang sepatu beda berarti itu ORI, tapi jika sama, selamat bermuram durja.

Intinya, sepatu abang saya adalah KW super buatan vietnam. Walaupun KW kualitas luar, tapi KW tetap saja KW. Bencong thailand memang cantik luarberbisa, tapi bencong tetap saja bencong. LGBT gitu, Lemah Gemulai Batangan Ternyata. Jiaah

Jumat, 04 Maret 2016

WARKOP, ANTARA MAU NGOPI ATAU CARI WIFI

Sudah tidak bisa dipungkiri, kalau jaman sekarang internet mungkin sudah bisa disebut kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, papan, jaringan. Internet bisa jadi momok candu setelah narkoba, karena ketika sehari saja seorang terpisahkan dari gadgetnya, sakau bisa datang kapan saja. Internet telah mengubah tatanan pepatah "hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga, bagai sayur tak bergaram", itu dulu, yang terjadi sekarang menjadi hidup tanpa cinta, bagai smartphone tak berquota, hai begitulah kata pengunggah. Tolong jangan dibaca sambil nyanyi

Yeah, internet 10 tahun belakangan memang sudah berkembang pesat di Indonesia, pasti terasa bagi yang dulu pengguna MIRC (forum chat) dan FRIENDSTER. Bedanya mungkin pada kecepatan jaringan, fitur-fitur yang makin simpel, media sosial yang tambah beragam, dsb. Dulu internet cuma bisa alay-alay dapatkan di warnet, sekolah masih skeptis pada hal ini, dan modem jadi barang mewah dan jarang di kalangan masyarakat. Tapi sekarang lihatlah, warnet tidak lagi jadi tempat memadu kasih antara keyboard dan jari, bahkan di dalam toilet pun kita bisa 'semedi' sambil ber-opera mini. Provider sudah bermurah hati juga bermurah tarif menyediakan signal untuk browsing. Tak cuma signal provider telekomunikasi, juga ada fitur baru yang sangat friendly untuk kita semua, WIFI.

Wireless Fidelity alias WI-FI atau wifi, dibaca waifai atau mainstream menyebut waifi, bukan wifi apalagi waifu, adalah koneksi internet nirkabel alias tanpa kabel, yang menggunakan sinyal radio dengan frequensi tertentu. Wifi ada 2 golongan, LAN yaitu Local Area Network alias kita bisa berhubung antar komputer dalam radius tertentu, juga HOTSPOT yang sudah familiar tentunya, inilah yang dimanfaatkan oleh wirausahawan untuk mendongkrak kepopuleran warkop atau kedai kopi saat ini.

Warkop atau warung kopi sepertinya beda dengan kedai kopi, ibarat motel, wisma dan hotel, semuanya punya kegunaan yang sama, tapi level yang berbeda. Warkop sebut saja tempat ngopi pinggir jalan, biasanya tempat kalangan menengah ke bawah, mulai dari pelajar, mahasiswa, kuli, pengangguran dsb. Lalu Kedai kopi lebih ke tempat yang berkelas, sedikit formal, harganya mahal, tempat alay supaya eksis di kenal.

Keduanya punya kualitas, sensasi, suasana, dan rasa yang beda, tapi punya koneksi WIFI yang sama. Inilah yang menjadi dilema, kemudian diangkat menjadi bagian konflik di film FILOSOFI KOPI. Sang barista punya pendirian kalau tempat untuk ngopi berarti orang-orang datang untuk menikmati kopi, sedangkan pemilik usaha bersikeras bahwa dengan adanya WIFI, akan merangsang orang untuk berlama-lama di kedai kopi.

Ada salah satu scene di film yang menunjukkan ketika beberapa pemuda masuk ke kedai lalu bertanya "ada wifi gak mas?" , lalu pergi setelah tau tidak ada koneksi untuk browsing di sana. Inilah yang banyak terjadi, antara nongkrong sambil ngopi, atau nongkrong buat cari wifi.

Saya belum berani menyebut diri penyuka kopi, karena selama ini cuma sering minum yang namanya kopi kapal air (bukan kopi kapal api karna ini bukan endorse. Kode. Bisa kali). Tapi saya sedikit tau mana kopi dengan racikan asli, serta rasa dan kualitas yang bagus, juga mana kopi bubuk dengan campuran kopi sachet plus susu kental manis sehingga terasa beda. Ada juga warkop yang menamai diri warkop, tapi cuma menyediakan 2 jenis kopi yaitu kopi hitam dan kopi susu, tapi jus buah malah mendominasi, yang penting koneksi lancar, youtube dan torrent jalan tanpa buffering.

Based on true story, saya tinggal di salah satu kota besar di madagaskar, ya Indonesia lah kalo tulisannya begini. Tepatnya kota dengan inisial M. Kota saya adalah ibukota provinsi, dan salah satu kota dalam provinsi tersebut adalah penghasil kopi dengan kualitas setara Agnez Mo, go internasional. Sayangnya ketika saya berkeliling ke kedai ataupun warkop yang punya nama, saya cuma menemukan rasa enak, just enak. Apa yang membuat tempat-tempat itu terkenal? Cuma hanya karena berbekal rasa enak dan koneksi WIFI yang cepat.

Saya sering bertanya pada orang lain, di mana tempat yang punya kopi dengan rasa yang JEGER, dan jawaban yang selalu saya dapati cuma "warkop itu coba, WIFInya juga kencang" , padahal yang saya tanya kopi yang enak, bukan wifi yang enak. Ini seakan membentuk mindset di kalangan banyak orang, bahwa warkop yang bagus, adalah warkop yang wifinya bagus. Kenapa tidak sekalian ganti warkop jadi warfi, warung wifi.

Mungkin ini yang namanya Naif, seakan mencari barang loak di tengah maraknya pembangunan mall. Ini juga yang mungkin dirasakan Ben, barista Filosofi Kopi. Mencoba berdiri kokoh pada perspektif pribadi, dan menutup mata pada perubahan dari hari ke hari.

Tapi usaha untuk tetap mencari warkop dan kedai kopi enak terus saya jalani. Bulan kemarin sempat menemukan kedai yang tempatnya sangat cozy, di dalamnya terdapat rak yang berisi buku juga novel, dan tentu saja koneksi wifi. Untuk rasa tetap sama, walaupun enak tapi saya bisa menemukannya di kopi sachetan dengan beberapa trik ala ilmuwan di film-flim Sci-fi. Saya pernah merasakan kopi yang menurut saya kopi yang paling enak sebima sakti, tapi bukan di warkop atau kedai kopi, ketika itu sedang menemani teman mempercantik vespanya, dan anak dari bapak yang punya bengkel tersebut kemudian menyajikan kopi hitam. Kesan setelah meneguk kopi hitam itu adalah "gile ndro, kopi buatanmu, numero uno"  sambil bergaya ala iklan josextra (kode lagi) yang menghentak gelasnya kedepan supaya minumannya tumpah-tumpah. Roso

Jadi, apakah warkop sekarang masih bisa disebut warung kopi? Pasti pemilik usaha akan menjawab "akan tetap warung kopi ketika masih menyediakan kopi hitam dan kopi susu, wifi hanya faktor pendukung, walaupun prioritas". Sayangnya pertanyaan ini belum saya tanyakan langsung pada para wirausahawan yang bergerak di genre ini, cuma menerka dari apa yang sudah saya lihat jelas. Soalnya kalau nanya langsung, takutnya disiram air seduhan kopi yang masih hangat-hangat bara vulkanik gitu, uuuh hot bingo.

Well well well, kembali ke pandangan anda masing-masing, mau ke warkop untuk nongkrong kek, atau ngerjain tugas sembari memanfaatkan wifi kek, atau mau debus ala Limbad sambil bawa flamingo di pundak kek, semua bisa anda lakukan yang penting anda sudah memesan order sebelumnya. Ngopi sambil WIFI sudah menjadi trend saat ini, keduanya saling mendukung, karena tidak ada yang bisa mengalahkan lamanya menunggu download-an, selain ditemani secangkir kopi, right dude?

Untuk yang terakhir, budayakan setelah minuman habis, pesanlah lagi. Jangan seperti alay-alay yang duduknya 6 jam, pesannya es teh segelas, berisik mirip ibu-ibu arisan PKK. Kaum-kaum seperti ini harus kita karantina disuatu tempat terpencil, trus dijatuhin nuklir dari atas. Supaya tercipta suasana indah berkopi ria, damai dan sejahtera, jayalah Indonesia.

(Yang di atas bukan kutipan mars perindo)

BICARA OSCAR, BICARA FILM

Agak telat ya ngomongin Academy Awards 2016, yang kemarin diselenggarakan pada 28 Februari 2016, 05.00 pm waktu Amerika Serikat. Tapi takapalah yang penting ada post baru hoho.

Academy Awards atau sebutan familiarnya Oscar, adalah penghargaan tertinggi untuk seluruh insan perfilman di seluruh muka bumi. Bukan cuma Hollywood yang bersaing untuk Oscars, Bollywood, Chinesewood, Franchwood, Britishwood, Japanwood, Indonesiawood bahkan Tigerwood bisa andil dalam acara ini, yang penting bisa buat film yang memukau, fenomenal, atau meledak di festival-festival luar negeri.

Emang kenapa dengan Oscar tahun ini?

Nah, Oscar tahun ini cukup mengundang perhatian seluruh penduduk bumi (kurang tau saya kalau penduduk luar bumi ikutan perhatian), di mulai ketika dirilisnya nama-nama para nominator yang bersaing, yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun aktor-aktris yang "berkulit hitam", dan kemudian melahirkan berbagai bully-an netizen dengan hashtag tagar #OscarSoWhite, juga menyebut Academy Awards sebagai White People Choices Awards.

Kabar berkembang bahwa sekumpulan pengkritik melakukan boikot terhadap oscar yang tetap diselenggarakan, panitia pun tidak mau kalah dengan beralasan katering acara oscar mahal dan sudah dibayar, mereka juga marah karena Red Carpet yang sudah digelar disuruh gulung lagi, padahal punggung lumayan encok nunggang-nungging nunduk tidak karuan. Merasa tidak digubris pihak panitia, para pemboikot mengancam kalau Will Smith tidak akan datang menghadiri perhelatan oscar, sayangnya pihak panitia menyambut baik ancaman ini, karena Will Smith memang tidak di undang, filmnya tidak masuk nominasi apapun. Pukpuk Boikoters

Oscar pun dimulai, dibuka dengan pembahasan rasis tapi epic dari aktor grown ups Chris Rock, membuat banyak hadirin cukup terpingkal. Menyinggung para pemboikot dengan sebutan pengangguran karena terlalu mempersoalkan sesuatu yang tidak terlalu penting (sama ya dengan kebanyakan netizen indonesia).

Walau terkesan "membully" saudara sendiri, si Chris ternyata sangat pandai mengemas uneg-unegnya sehingga menjadi bahan stand-up comedy, lalu menyampaikan hal yang mungkin adalah harapan para kulit hitam, bahkan juga harapan semua orang di dunia, bahwa Academy Award, juga penghargaan lain, sebisa dan seluas mungkin memberi peluang kepada semua insan perfilman di seluruh dunia. Pernyataan Chris Rock tersebut juga didukung kutipan dari sutradara Revenant  Alejandro D Inaiitu (klo gak salah tulis) yang mengatakan bahwa warna kulit tidak membedakan kepintaran kita. Kalimat yang indah dari seorang sutradara galak.

Keseruan-keseruab Oscar tidak berhenti sampai di situ, di salah satu nominasi, tepatnya Best Actor, terselip nama yang selama ini dikabarkan terkutuk Oscar, tak lain dan tak bukan sang Wolf of Wall Street, Alexandra Daddario eh Leonardo DiCaprio (besar sih, gagal fokus deh). Setelah 3 tahun absen di dunia perfilman, akhirnya Leo kembali menjadi pemeran utama di film Revenant, yang sebelumnya menolak bermain di film Steve Jobs. Sepertinya Leo sudah punya penerawangan, kalau bermain di soft drama tidak akan menghasilkan apa-apa, karena genre seperti itulah yang selama ini Leo banyak perankan, tapi gagal membawa pulang Oscar. Tapi mungkin juga Leo seorang Android sejati, yang hobi download gratis di Play Store, jadi ketika di ajak bermain di film yang merupakan film biografi seorang pendiri Apple, dia menolak dengan alasan,
 
Leo: "maaf bang sutradara, saya udah teken kontrak ama film Revenant",

Sutradara: "tapi kalau kamu main di sini, bayaran kamu akan lebih, kamu bisa buat lagi acara percaya gak percaya!"

Leo: "maaf bang, saya Leonardo DiCaprio, bukan Leo Sutanto"

Sutradara: "wah maaf brader, kirain"

Begitulah kira-kira percakapan Leo ketika menolak tawaran film Steve Jobs.

Dan akhirnya, keputusan Leo berbuah manis, dia memenangkan kategori Best Actor yang memang sudah bisa di pastikan berdasar award-award lain semacam Golden Globe, BAFTA, Spirited dan lain-lain. Penantiannya selama ini akhirnya terbayarkan, tekanan mental dari para meme-makers telah lepas, kutukan oscar sudah hilang. Semua Leo dapatkan karena sudah keluar dari comfort-zone, kesan akting yang flamboyan dan metrosexual dia buang, dengan totalitas penuh dan kemantapan jiwa mencoba berakting di tengah dinginnya salju, lari-larian padahal suhu -0, juga dicabik-cabik oleh beruang.

Kesan yang terasa ketika Leo berjalan untuk meraih Oscar pertamanya sangat emosional, semua hadirin berdiri dan riuh bertepuk tangan, mengisyaratkan kalau semua orang sepakat bahwa Leo pantas untuk penghargaan itu, kerja keras selama 20 tahun berakting. Lalu di saat ketika seorang pemenang berdiri dan mengungkapkan perasaan di atas panggung the Academy, Leo menyampaikan semua rasa terima kasihnya kepada semua yang telah mendukung dan memotivasi, dan ketika detik terakhir thank speech, dia mengutarakan sesuatu yang penting kepada kita, bahwa PEMANASAN GLOBAL sudah sangat perlu kita lawan, dan menjaga bumi kita supaya tetap menjadi tempat yang nyaman untuk kita tinggali. Tak lupa doi sedikit berpesan tentang politik, bahwa kita jangan hanya memilih pemimpin yang sekedar memperkaya negara, yang membuat pabrik dan bangunan besar, tanpa memperdulikan dampak buruk pada lingkungannya. Yeah he got the point, all hail king Leo.
(Sayangnya tidak terdengar ucapan terima kasih pada sang beruang yang berakting mengamuk maksimal di Revenant, ini jadi poin minus untuk Leo.)

Untuk kategori lain keliatannya tidak terlalu wah seperti kemenangan Leo. Ada 6 kemenangan untuk Mad Max: Fury Road, yang kategorinya bisa di bilang kategori-kategori yaah, Sutradara terbaik untuk film Revenant, film terbaik untuk Spotlight, dan aktris terbaik untuk Brie Larson yang memukau di film Room. Sedangkan Martian yang mendapat 6 nominasi, yang sudah susah-susah ketinggalan di mars, akhirnya mendapat PHP dari juri-juri Oscar. Lalu tante-tante cantik nan sexy seperti Kate Winslet, Cate Blanchett dan Emily Blunt yang masuk nominasi tapi pulang dengan tangan hampa, tapi tetap kita berikan applause karena gaun mereka yang indah dipandang. Ada si Tom Hardy, pemeran Max di Mad Max. Padahal film-film yang dia ikuti menuai banyak piala, tapi dia sendiri pulang seret-seret kaki, gagal di best actor for supporting role. Mungkin Tom Hardy harus banyak-banyak minum ale-ale, gosok kertas kuponnya, lalu menemukan 2 kata motivasi yang sangat tidak memotivasi, "coba lagi".

Event Oscar dimulai pukul 05.00 pagi indonesia, dan selesai setelah pukul 12.00 siang, dibuka dengan pembawaan sang host yang menghentak dengan sedikit guyonan, dan ditutup dengan kegembiraan oleh kemenangan Leonardo. Untuk Oscar tahun depan, sepertinya belum ada gambaran jelas untuk nominasinya, karena terkadang film-film yang bagus baru akan rilis di pertengahan-akhir tahun, buktinya awal tahun 2016 ini belum ada yang nendang banget, Deadpool yang memuncaki box-office tidak bisa dibilang memukau, hanya memberikan hiburan tapi klise dari segi cerita. Ada Gods of Egypt, yang cast intinya orang eropa, tapi tak nampak muka-muka khas tutankhamen. Untuk horor, Hollywood baru merilis The Boy, horor dengan medium boneka, Other Side of the Door, produksi barat tapi bernuansa India, dan juga film bertema teror dunia maya berjudul Unfriended, ketiganya belum menampakkan euforia-euforia menegangkan sampai saat ini, jadi bisa kita sebut ini sangat tidak recommended. Tapi bulan ini sangat spesial bagi saya dan mungkin di antara kalian pencinta Bruce Wayne alias Batman, karena di akhir bulan maret akan tayang sebuah cross-over antara 2 jagoan utama DC Comic yang sangat familiar bagi kita semua, the Dark Knight dan Man of Steel, Batman V Superman: Dawn of Justice. Film ini akan menjadi awal untuk DC yang akan mendobrak kedigdayaan sang rival selama 3 tahun terakhir, Marvel. Keduannya sama-sama mengadu domba superhero jagoan masing-masing, tapi bedanya adalah, Batman V Superman adalah kompetisi awal ikon kebenaran dan keadilan yang akan membentuk sebuah team yaitu JUSTICE LEAGUE, sedangkan Civil Wars menunjukkan konflik internal setelah terbentuknya AVENGERS. Rumor mengatakan kalau Civil Wars adalah awal kehancuran dari tim yang diketuai Nick Fury tersebut, dan endingnya yang mengenaskan karena mengorbankan salah satu jagoan tampan bertameng (spoiler alert wiuwiu). Well ini cuma rumor ya, karena rumor terkadang hanya rumor, dan kebenarannya akan terpastikan di pertengahan 2016 mendatang.

Untuk film-film lain kebanyakan adalah sequel dari tahun-tahun lalu, ada London Has Fallen lanjutan dari Olympuss Has Fallen, The Purge yang akan menceritakan lagi "Hari Pembersihan" setelah 15 tahun masa damai, Conjuring 2 yang entah menyiapkan hantu macam apalagi, dan juga Skyline: Beyond, spin-off dari film alien tidak jelas berjudul Skyline, tapi yang membuat film ini akan sedikit spesial adalah kehadiran pesilat dan aktor kebanggan nusantara, Iko Uwais. Apakah bang Iko akan tetap menunjukkan Silat padahal alien yang akan dia lawan punya tatapan maut seperti tatapan medusa? Hmm kita tunggu saja saudara-saudara.

Minggu, 28 Februari 2016

Sedikit Perkenalan

Yoo, selamat datang di blog saya yang random ini, kenapa random? Karena di blog ini akan saya tuangkan segala macam hal, tentang apa yang saya alami, apa yang terlihat, apa yang sedang hype, pokoknya segalanya lah, yang penting nulis hehe. Maka dari itu, persilahkan saya untuk sedikit memperkenalkan dan mendesripsikan diri, karena pepatah mengatakan "tak kenal, maka tak berteman", karena sebelum sayang, anda harus bisa berteman, ini pengalaman, bukan sekedar gula susastra.

Untuk nama, panggil saja Ru, itu panggilan rumahan, tapi saya bukan Ru yang berduel di Hunger Games, Ru disini cuma seonggok pemuda biasa, kulit sawo busuk, tinggi 172cm, berat 50kg, menang 2, Kalah 17, K.O 28, sekedar berbagi rekor permainan domino di perempatan kompleks pas tengah malam.

Tipe orang yang punya minat suka menemukan wawasan baru, baik itu dari membaca buku, majalah, tabloid, novel, juga komik. Penonton film segala genre, drama, romance, crime, action, adventure, thriller, sci-fi, tapi cenderung ke horror dengan bumbu plot twist atau yang berjenis film mokumentary alias Found-Footage, jika anda berminat dengan film bergambar seperti Paranormal Activity, silahkan hubungi saya.

Terkadang saya menuangkan keresahan hidup melalui tulisan dalam bentuk status di facebook, kadang di twitter, kadang di tembok warga. Baik itu keresahan tentang pengalaman sehari-hari, ataupun kejadian yang lagi booming, semua saya kemas dalam bentuk susunan kata yang sedikit nyeleneh, karena terkadang tulisan tidak harus serius, hidup tak selalu datar, "life is never flat" kata Taro. Saya juga beberapa kali membuat karangan pendek bersambung pada tahun 2012-2014, bercerita tentang pegawai kedai kopi yang dalam pengalamannya mencoba melakukan pendekatan pada salah satu pengunjung kedainya. Karangan ini merupakan pengalaman pertama saya menuliskan fantasy dalam bentuk cerpen, dan tentu saja ...... tidak menuai pujian dari siapapun, sedikit sedih hati ini, tapi seperti kata Sheila on 7, "Jalan Terus!".

Untuk kedepannya, hal rutin yang akan saya bagikan adalah tentang review buku atau film, tapi tidak menutup kemungkinan ada juga hal baru yang akan saya temukan untuk di bagi nantinya, yang pasti jangan berharap akan menemukan jodoh disini, karena apabila ada, tuan rumah yang lebih berhak, camkan itu aisyah! (Zoom ala sinetron)

Demikian perkenalan saya, tidak perlu terlalu mendetail ya saudara-saudara, siapa juga yang mau tau. Tapi seandainya ada yang ingin mengenal lebih jauh, silahkan menengok akun pribadi saya, Facebook dan Twitter dengan keyword @Herjudd.

Kalau begitu mari kita tutup tulisan ini dengan sebuah pepatah kuno,

"Kalau ada dispenser di taman, bolehlah kita menumpang minum. Kalau ada sebuah kesempatan, ada juga dana umum".