Jumat, 01 Juli 2016

Film Rekomen

Yooooot, lama tidak mereview film (lebih tepatnya mengulas random) karena bahasan seperti ini sepertinya sangat membosankan bagi hamba. Sekali lagi, meREVIEW film itu harus didasari dengan pengamatan jeli dengan menonton sebuah film sekurang-kurangnya 2x, karena Review berarti mqs soal premis, alur cerita, sinematografi, akting, pencahayaan, tata rias tata busana dan tata citata. *apadah

Kali ini saya mungkin cuma rekomendasi sebuah film dari beberapa film yang sudah saya tonton sebulan terakhir seperti,
Jepang:
- Noroi
- Whats going on with my sister #salahdonlot
- Princess sakura forbidden pleasure #salahdonlot
- Ju-on the final
- Eyes
- Innersable (blum ada subtitlenya, nonton pake insting)
- Boruto Naruto the movie
- Detective Conan the movie
Hollywood:
- 10 cloverfield lane
- Containment
- Southbound
- Emelie
- Hush
- The visit
- 28 days nyambung 28 weeks later
- The blair witch's project
- Paranormal activity: the ghost dimension
- Cell (di sini pacar saya main, si Isabelle Fuhrman) *digergaji
- Last shift
- The mist (maximum superior seiya twist ending)
- The midnight meat train
- Shaun of the dead
- The Offering (pemainnya hollywood, tapi film singapura)
Korea:
- I saw the devil
- The piper
- The phone

Dan series Fear the walking dead season 1, beberapa film legend, beberapa bagus, beberapa biasa aja, dan yang saya beri hestek #salahdonlot adalah film-film yang sebaiknya tidak ditonton di ruang keluarga, alias terlalu banyak mengumbar adegan yang kontra dengan kebijakan internet positif. Percayalah saya benar-benar #salahdonlot, tapi dikarenakan sudah #terlanjutdonlot jadi ya di tonton juga lah, right dude? *plak

Dari puluhan film-film di atas, ada satu yang terlalu menarik perhatian saya, film korea yang judulnya The Phone, genrenya remix koplo drama, thriller, sci-fi. Sebenarnya awal liat genre drama agak sungkan untuk mengeluarkan kuota, tapi karena mengandung bumbu thriller (korea banyak yang bagus thriller misterinya), jadi tertarik untuk lanjut baca ke sinopsisnya. Menceritakan tentang seorang pengacara yang istrinya dibunuh secara misterius, dan tepat setahun setelah pasca kejadian, doi dapat telpon dari almarhum istrinya, yang seakan-akan hidup kembali. #jengjeng

Bila dipandang-pandang sinopsisnya, film ini pasti mengandung unsur goib? Hmm di sinilah menariknya film ini, kita sebagai penonton akan dibawa mengikuti alur cerita, scene demi scene akan semakin menimbulkan pertanyaan "gimana kelanjutnya ya?".

Sejak awal film mungkin penonton sudah bisa tau apa yang dialami oleh si bapak pengacara ini, dan pasti ada beberapa penonton yang kemudian stop dan beralih ke film lain. Tapi untunglah saya menyukai film dengan premis seperti film mandarin yang dulu pernah saya tonton berjudul Secret, mengambil tema yang sama, tapi The Phone tampil dengan ebih memainkan adrenalin, memainkan emosi penonton sehingga berteriak "woy tembak gobloq, aa payah portal kompleks" layaknya ibu-ibu menonton serial Uttaran, demi dewa.

Saya beberapa kali menonton film horror atau thriller misteri korea macam Death Bell, Mourning Grave, Mother dan I Saw The Devil, beberapa lupa judulnya karena nontonnya di tivi kabel channel korea, dan saya akui genre misteri korea sangat bagus dan jenius. Ajussi, oppa dan eunni korengan sangat lihai meramu teka-teki menjadi sebuah film yang epic, ditambah dengan mbak-mbak aktris yang kadang membuat hamba kehilangan fokus sementara karena kecantikannya yang menyegarkan mata, tak peduli itu kecantikan alami atau jogres plastik gorengan.

[Uneg Uneg Corner], terkadang saya kasian ama cewek-cewek korea yang didalam film selalu dituntut untuk beradegan semi bahkan frontal. Menurut saya ini tidak terlalu perlu karena sudah didukung dengan segi cerita yang menarik. Beda dengan Hollywood yang Love Scene adalah suatu kebiasaan bodoh dalam filmnya, saya sedikit tau kebenaran kalau di korea adegan macam itu dianggap batu sandungan untuk nona-nona korea bila ingin eksis di dunia hiburan sana. Jika dibandingkan dengan tetangga sebelah, Jepang sudah bisa memilah dunia hiburannya dengan adanya segmen JAV, tidak seperti korea yang sudah menjadi rahasia umum adanya praktek prostitusi di dunia agensi hiburan, cukup miris buat lelaki baik seperti saya.

Demikian untuk film The Phone, untungnya film ini tidak banyak poin-poin Parent guide untuk ukuran film korea. Film ini aman ditonton di ruang keluarga, unsur gorenya pun tidak berasa apa-apa, saya hanya merekomendasikan dan tidak mengulas terlalu banyak, karena film ini terlalu rentan sopiler aka Spoiler. Jika diberi penilaian untuk film ini, mungkin akan saya beri 7.5 untuk keseluruhan, btw istri dan anak si pengacara cantik-cantik loh, ya nilai tambahan lah. Huehue

Kalau mau download, silahkan klik di sini, kalau linknya tidak bisa, berarti anda ketipu karena memang linknya tidak ada, itulah mengapa Google tercipta, mau link ya cari di sana.

Untuk yang mau nanya-nanya deretan film di atas rekomen atau tidak, mensyong aja di twitter saya @Herjudd, btw saya juga sedang menonton filmnya abang Tom Cruise yaitu Jack Reacher, dan film ini sungguh keren, tonton sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar